Proyek apartemen The Lana besutan Brewin Mesa. (istimewa) |
JAKARTA – Sektor hunian diprediksi masih menjadi andalan industri properti pada 2017. Tahun depan, sumbangan sektor ini sekitar 56% terhadap total kapitalisasi properti atau setara dengan sekitar Rp 117,94 triliun. Angka itu tumbuh sekitar 17% dibandingkan periode sama setahun sebelumnya.
Peningkatan itu ditopang oleh sejumlah faktor di antaranya suku bunga kredit yang semakin rendah, bahkan diperkirakan mencapai single digit. Lalu, pelonggaran loan to value (LTV) oleh Bank Indonesia.
Demikian rangkuman pendapat dari Direktur dan Sekretaris Perusahaan PT Intiland Development Tbk Theresia Rustandi, Direktur Properti Wika Gedung Nur Al Fata, General Manager Ciputra Residence Yance Onggo, dan analis properti Torushon Simanungkalit. Mereka dihubungi secara terpisah oleh Investor Daily, dari Jakarta, baru-baru ini.
“Tahun 2017, kapitalisasi pasar properti sekitar Rp 318 triliun atau naik sekitar 15% dibandingkan tahun 2016. Selain bunga rendah dan pelonggaran LTV, hal lain yang memicu peningkatan kapitalisasi pasar adalah konsumsi domestik yang meningkat,” ujar Torushon.
Bagi Theresia, kenaikan kapitalisasi 15% pada 2017 merupakan hal yang normal. Sedangkan terkait langkah perseroan pada 2017, Intiland masih menjajaki kemungkinan-kemungkinannya. “Baru lagi mau dikaji,” tutur dia.
Torushon menjelaskan, dari total kapitalisasi sektor hunian, kontribusi hunian vertikal (apartemen) sekitar 49,9% atau setara dengan sekitar Rp 87 triliun. Khusus untuk apartemen, pasar Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek) masih merupakan yang terbesar, yakni sekitar 51% dari total pasar apartemen setara dengan Rp 87,4 triliun.
Dia mengatakan, peningkatan kapitalisasi juga disokong oleh berhasilnya program pengampunan pajak (tax amnesty) periode pertama yang berakhir 30 September 2016. Keberhasilan itu meningkatkan kepercayaan investor terhadap indonesia. “Pemicu lainnya adalah kebijakan pemerintah menaikkan anggaran perumahan rakyat,” tukas dia.
Menurut Nur Al Fata, melihat gairah pada 2017, pihaknya melanjutkan tiga proyek, yaitu Tamansari Mahogany, Prospero, dan Urbano. Khusus Urbano, Bekasi pengembangan untuk menara yang belum dipasarkan.
“Kami melihat siklus properti 2017 uptrend bukan hanya karena cukup lamanya dalam posisi stagnan dan cenderung melemah, melainkan juga kondisi fiskal yang makin bagus,” kata dia.
Bagi Yance, menjelang 2017, persisnya akhir 2016, Ciputra Residence meluncurkan rumah susun lima lantai di Citra Raya Tangerang yang menyasar segmen menengah. Untuk itu, Ciputra akan menggandeng perusahaan asal Jepang Mitsui dan membentuk joint venture (JV) untuk membangun proyek tersebut.
"Ini produk apartemen pertama di Citra Raya. Konsepnya masih digodok. Tapi ini akan menyasar segmen menengah yaitu Rp 500 juta. Karena di wilayah tersebut harga rumah tapak sudah di atas Rp 1 miliar," katanya.
Sumber : http://www.beritasatu.com/properti/392539-segmen-hunian-menjadi-andalan-industri-properti-2017.html
0 Comment for "Segmen Hunian Menjadi Andalan Industri Properti 2017"